INDOSINPO – Vaksinasi COVID-19 pertama di Uni Eropa kemungkinan dilakukan sebelum Natal bulan depan.
Negara-negara anggota UE harus segera memastikan rantai logistik yang aman untuk peluncuran ratusan juta dosis vaksin.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengungkapkan “akhirnya ada cahaya di ujung terowongan”. Kepada anggota parlemen Uni Eropa, dia menyatakan bahwa warga vaksinasi perdana terhadap warga Uni Eropa bisa dilakukan sebelum Desember berakhir.
Badan Eksekutif UE menjalin kesepakatan dengan enam pemasok vaksin potensial dan saat ini tengah memproses kontrak ketujuh. Kesepakatan itu memungkinkan UE untuk membeli lebih dari 800 juta dosis, atau melebihi populasi blok yang berjumlah sekitar 460 juta orang itu.
Pada Selasa kemarin, petinggi pusat UE menyatakan bakal menandatangani kontrak 160 juta dosis vaksin virus corona eksperimental yang dikembangkan perusahaan farmasi Moderna. Perusahaan itu mengklaim vaksinnya efektif hingga 94,5 persen.
“Negara-negara anggota harus bersiap-siap sekarang. Kita berbicara tentang jutaan jarum suntik, kita berbicara tentang sistem rantai dingin, kita berbicara tentang mengatur pusat vaksinasi, tentang personel terlatih yang ada di sana. Semua ini harus disiapkan,” ujar Ursula von der Leyen.
Sementara ini, Von der Leyen mendesak warga Eropa untuk tetap mematuhi pembatasan sosial, meski kebijakan tersebut merugikan iklim bisnis, dan membuat orang-orang mengalami masalah sosial dan gangguan mental.
“Dengan hampir 3.000 kematian sehari, COVID-19 adalah penyebab kematian nomor satu di UE. Rumah sakit tetap dalam tekanan, dan di beberapa daerah beberapa unit perawatan intensif kewalahan,” ungkapnya.
“Kami harus belajar dari musim panas lalu dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Terlalu banyak bersantai adalah risiko gelombang ketiga setelah Natal,” kata von der Leyen.
Sumber: AP/CNA